LIHAT,
RAJAMU DATANG KEPADAMU
(Matius 21 : 1 –
11)
I.
Pendahuluan
Sampai saat ini
masih banyak orang yang meragukan
dan tidak menerima Yesus sebagai Mesias yang di utus Allah untuk menyelamatkan
dunia ini dari genggaman dosa. Tidak hanya berlaku di kalangan Yahudi, bahkan
sampai saat ini hingga di Indonesia pun banyak gereja dan aliran yang menentang
kemesiasan Yesus. Padahal sebenarnya para Nabi telah menubuatkan akan
kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, kenaikan serta kemuliaan Mesias.
Semua tergambar dan terbukti dalam diri Yesus. Dialah Mesias yang telah
dinanti-natikan oleh semua orang. Beberapa alasan yang membuktikan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan adalah : Tempat lahir Yesus (Mikha 5:1), Perawan
yang akan melahirkan-Nya (Yes. 7:14), Yesus Mempunyai Roh Kudus (Yes.
42:1), Penolakan manusia terhadap Yesus (Yes. 53:3), Yesus masuk ke Yerusalem
(Zak. 9:9), Yesus di bukit Zaitun (Zak. 14:4), Penghianatan terhadap
Yesus (Maz. 41:10),
Kematian Yesus (Maz. 22:2, 7-9, 17, 19; Yes. 53:5-6,
7, 12), Kebangkitan-Nya (Maz. 16:10), Perjanjian Baru telah di nubuatkan (Yer.
31:31), Mujijat Penyembuhan (Yes. 35:5-6). Dan banyak
lagi yang dapat kita ketahui bagaimana Yesus menggenapi nubuatan- nubuatan para
nabi dalam Perjanjian Lama sebagai bukti bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan
itu. Bahkan dipertegas oleh Rasul Paulus dalam Kisah Rasul 10:34, “Tentang
Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan
mendapat pengampunan dosa oleh karena nama- Nya.”
II.
Penjelasan Nats
1.
Persiapan Menyambut Kedatangan Yesus (ay. 1 – 3)
Dalam ayat
yang pertama terlihat kata
“ketika”, menunjukkan bahwa ayat ini adalah
sambungan dari perikop atau pasal sebelumnya. Yesus sebelumnya berada di kota
Yerikho yang di mana disitu Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan dua
orang buta. Sebelum Yesus memasuki kota Yerusalem, terlihat bahwa Yesus
“sengaja” singgah di kota Betfage. Sengaja mengindikasikan bahwa Yesus bukan
hanya lewat, namun Dia datang ke situ
karena ada sesuatu hal yang harus Ia kerjakan di sana. Terbukti ketika Yesus mengutus
2 orang murid-Nya untuk pergi
ke kampung yang ada di depan mereka
untuk mengambil seekor keledai betina dan anaknya. Ada hal menarik dalam ayat 2
ini. Awalnya Yesus mengatakan bahwa mereka akan menemukan seekor keledai betina
dan anaknya namun yang dibawa menjadi 2 keledai. Menurut kesaksian orang yang
tahu tentang binatang, sudah tentu bahwa seekor binatang yang masih muda jauh
lebih tenang apabila induknya ikut juga. Oleh karena itu Yesus mengatakan kepada mereka membawa
keduanya. Karena dalam tulisan sinoptik
yang lain menujukkan Yesus menyuruh mengambil keledai muda. Karena Yesus
hanya akan menunggangi keledai yang muda atau jantan
seperti dalam nubuatan
Zakharia. Dan juga yang menjadi
suatu hal yang luar biasa adalah kemahatahuan Yesus, ketika mengetahui keberadaan keledai yang sedang tertambat di kampung seberang. Ini menjadi
bukti lain bahwa Yesus benar-benar Allah yang mengetahui keberadaan seluruh
ciptaan-Nya. Mengendarai keledai adalah simbol dari perdamaian, beda dengan
mengendarai kuda yang adalah simbol dari perang. Para raja dan pangeran
biasanya mengendarai keledai pada masa damai (Hak. 10:4; 12:14; 1 Sam. 25:20).
Begitu juga dengan raja Salomo yang mengendarai seekor keledai saat ia hendak
ditahbiskan menjadi raja (1 Raj. 1:33). Dengan mengendarai keledai, di hadapan
umum Yesus memproklamasikan bahwa Dialah Raja Israel dan Mesias yang dinubuatkan. Kehadiran-Nya yang tampil sederhana adalah suatu tindakan
simbolis yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya bukan berasal
dari dunia dan Dia datang
untuk memerintah dunia ini bukan
dengan tangan besi,
paksaan atau kekerasan. Sikap Yesus ini merupakan gambaran seorang Pemimpin
yang tidak bertindak seperti seorang penakluk, tetapi menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya itu bersifat rohani.
Yesus menyuruh kedua murid itu dengan pesan bahwa apabila
ada orang yang bertanya/ menegor mereka karena melepas dan membawa kedua
keledai itu, maka jawab mereka adalah, “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera
mengembalikannya.” Ini adalah antisipasi atau bisa dibilang bahwa ini adalah
jawaban bagi murid-murid apabila ada yang bertanya
atau menegor. Antisipasi yang Yesus katakan
karena berhubung dengan
keledai ini bukan milik murid- murid sehingga Yesus memberi
jawaban yang harus mereka katakan. Mereka tidak boleh mengambilnya secara paksa
dan secara diam-diam tanpa sepengetahuan dan ijin dari pemiliknya. Karena Yesus
menjamin bahwa mereka akan memperolehnya. Terlihat bahwa adanya kejujuran dan
keadilan di sini dan adanya jaminan bahwa akan dikembalikan. Yesus terlebih
dulu mengajar murid- murid-Nya untuk memiliki tanggungjawab atas apa yang
hendak mereka lakukan.
2.
Yesus Menggenapi Nubuatan
Para Nabi (ay. 4 – 5)
Dalam ayat 4 dan 5 terlihat bahwa adanya nubuatan yang
harus digenapi dalam Zakharia 9:9.Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Dan ini adalah salah satu ciri khas dari Matius dari Injil sinoptik
lain, karena hanya Matius
yang membahas nubuatan yang terjadi ini. Di Zakharia 9:9-10 nabi Zakharia sudah
berkata tentang Mesias yang datang dengan lemah lembut dan dengan mengendarai
seekor keledai bukan dengan mengendarai kuda, yang selalu dipakai dalam perang. Zakharia
berkata tentang Mesias yang adalah Raja Damai, yang
memberitakan damai pada bangsa-bangsa. Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia tidak
datang untuk memerangi orang Romawi,
Yesus tidak datang dengan
kekuatan senjata melainkan dengan kasih. Yesus datang dalam
kesederhanaan agar hal yang telah dinubuatkan ini memiliki makna yang besar dan orang-orang kecil atau miskin boleh berbesar
hati datang kepada-Nya dan tidak merasa ketakutan.
Biasanya untuk menampilkan jabatannya, raja-raja Israel memilih menunggangi
keledai.
3.
Respon Orang Banyak
Menyambut Yesus (ay. 6 – 11)
Ayat 6, “Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat
seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.” Menunjukkan bahwa 2 murid Yesus
ini pergi tanpa ada berkata apa-apa lagi atau bahkan protes. Mereka langsung
mengerjakan tugas itu tanpa ada sungut-sungut dan kekuatiran karena Yesuslah
yang menjamin perjalanan dan tugas mereka. Lalu mereka berbuat seperti yang
ditugaskan Yesus kepada mereka. Lalu mereka melakukan semua perintah Yesus,
bahwa mereka hanya berbuat sesuai dengan perintah dari Tuhan Yesus. Mereka
tidak melakukan hal yang lain-lain selain daripada menaati perintah Yesus. Ayat
7, “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.”
Dalam ayat 7 mereka mengalasi keledai itu dengan pakaian
mereka. Menunjukkan bahwa mereka begitu menghormati Yesus. Mereka tidak mau Yesus langsung
duduk diatas punggung
keledai itu. Dan juga terlihat
bahwa murid-muridnya
mengorbankan pakaian mereka demi melayani
Kristus. Tindakan yang dilakukan murid-murid-Nya ini ingin menunjukkan pengagungan atau penghormatan yang sama
halnya dialami oleh raja-raja pada zaman itu. Ayat 8, “Orang banyak yang sangat
besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong
ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.” Respon
orang-orang terhadap kedatangan Yesus yaitu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting
dari pohon-pohon dan menyebarkan di jalan. Menunjukkan bahwa mereka sangat
menghormati Yesus sebagai Raja dan Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari
jajahan Romawi. Mereka menghormati Yesus karena dalam diri mereka
terdapat harapan bahwa Yesus
yang mereka sambut ini adalah Raja yang akan membebaskan dan bahkan memerintah
di Israel. Mereka menghamparkan ranting-ranting dan pohon-pohon adalah hal yang
biasa mereka lakukan di hari raya pondok daun yang melambangkan kemerdekaan,
kemenangan dan sukacita. Penghormatan yang ditunjukkan dari mereka sangatlah luar biasa karena sampai pakaian
dan ranting-ranting, pohon- pohon diletakkan di jalan-jalan.
Jika diumpamakan semua yang ada pada mereka, mereka berikan untuk pengharapan
mereka pada Mesias ini yaitu Yesus. Ayt. 9, “Dan orang banyak yang berjalan di
depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi
Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang
mahatinggi!” Kata Hosana pada ayat 9 diambil dari Mazmur 118:25. Di Mazmur itu
hosana berarti berilah kiranya keselamatan. Pada zaman Yesus kata itu telah
menjadi seruan dengan arti “hiduplah”. Jadi mereka mengatakan “hiduplah anak Daud.” Kata-kata yang berikut yaitu “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.”
Diambil dari Mazmur 118:26; biasanya
penduduk Yerusalem menggunakan kata-kata itu untuk
mengucapkan “selamat datang” kepada orang-orang yang masuk Yerusalem untuk menghadiri pesta- pesta Tuhan di Bait Suci. Orang-orang yang datang ke Bait Allah “dalam nama Tuhan”, yang berarti bahwa mereka datang dengan menyebut nama Tuhan sebagai Allahnya. Orang banyak itu percaya bahwa Mesias telah datang untuk memulihkan dan membebaskan bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka secara politis. Hanya saja mereka gagal memahami bahwa tujuan kedatangan Yesus yaitu untuk membebaskan semua orang dari belenggu dosa, bukan secara politis. Puncaknya, ketika mereka sadar bahwa Yesus bukan “Mesias” yang mereka harapkan, maka mereka sendiri juga yang berteriak, “Salibkanlah Dia”. Ayat 10, “Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?” Kata gemparlah ini adalah suatu bentuk keheranan, ketakjuban, kepenasaran dari orang banyak yang berada di Yerusalem yang belum pernah melihat Dia. Mereka heran lalu takjub dan penasaran karena melihat Yesus yang disambut dengan luar biasa dan meriah. Sehingga orang-orang bertanya-tanya “siapakah orang itu?” Ayat 11, “Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” Ini adalah jawaban dari pertanyaan mereka (orang-orang Yerusalem) yang diberikan oleh orang-orang banyak yang mengikuti Yesus karena mereka sudah mengenal siapa itu Yesus. Mereka dengan sukacita mengatakan bahwa Dia sebagai Sang Nabi, karena mereka mengenal Dia sebagai Nabi, tapi kini mereka menyaksikan sebagai Raja. Lalu mereka mengatakan Yesus orang Nazaret di Galilea, karena ada beberapa orang yang bangga dengan Yesus karena Ia berasal dari Galilea. Sehingga bisa dikatakan ini adalah kata-kata yang spontan keluar dari mulut mereka oleh karena sukacita yang penuh.
III.
Aplikasi
v Kedatangan
Yesus bukanlah kedatangan yang kebetulan. Namun kedatangan-Nya adalah merupakan
sebuah perencanaan yang luar biasa dan untuk karya yang luar biasa juga yaitu
menebus, menyelamatkan dan menyatakan berkat-Nya kepada manusia yang percaya
dan setia pada-Nya.
v Pelayanan
Yesus sepanjang hidup-Nya menunjukkan bahwa
walaupun Ia adalah Anak Allah yang memiliki wewenang Ilahi, tapi Ia lebih menonjolkan kesederhanaan, ketulusan dan kasih. Sehingga kehadiran-Nya membawa perubahan
sikap bagi banyak orang yang mau percaya kepada-Nya. Kepatuhan dan kesetiaan
Yesus kepada Bapa yang mengutus-Nya menjadi gambaran bagimana cara hidup
seorang hamba Allah. Menjadi hamba Allah berarti mendedikasikan hidupnya untuk
Tuhan secara total, taat kepada yang mengutusnya. Selalu mengalami
pembaharuan dalam Tuhan dan selalu siap menghadapi tantangan
pelayanan dengan bersenjatakan firman Tuhan
v Sebagai
orang percaya, bagaimana respon kita terhadap karya penebusan yang Tuhan
lakukan bagi kita.?
Ø Tunduk dan taatlah seperti
kedua murid yang Yesus utus itu, karena hanya orang yang taat dan
tunduklah yang beroleh kegenapan janji dan jaminan keselamatan, sama seperti
Yesus menjamin keselamatan kedua murid-Nya.
Ø Puji
dan Taatilah Tuhan bukan hanya saat dalam sukacita, namun puji dan taatilah Dia
dan bersyukurlah pada-Nya bahkan saat apa yang kita alami tidak sesuai dengan
harapan dan jangan pernah meragukan kemuliaan-Nya.
Ø Murid Yesus mengorbankan pakaiannya untuk menjadi alas tempat Yesus duduk sebagai
tanda mereka begitu menghormati Yesus sebagai Raja. Sebagai bentuk
ketaatan kita kepada Kristus, apakah yang sudah kita korbankan bagi kemuliaan
nama-Nya.? Sebagai bahan renungan bagi kita, manakah yang lebih sering kita
lakukan, mengorbankan kepentingan kita demi untuk memuji Yesus atau malah mengorbankan Kristus
demi kepentingan kita.?
Kita pasti sudah tahu
bahwa layak tidaknya kita di hadapan Tuhan ditentukan bagaimana kita menghidupi
iman percaya dan keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Untuk
itu bersukacitalah yang mau taat dan setia kepada Tuhan karena, “Diberkatilah dia yang hidup taat di dalam Tuhan dan
membuktikan jati dirinya sebagai orang Kristen sejati dalam segala situasi
hidup.” Amin.
Post a Comment