wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t

Khotbah Minggu 04 Mei 2025

 

Teks: Mazmur 47:1–10

Tema: Di Dalam Dialah Kita Kaya Dalam Segala Hal

 

I. Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan,

Dunia saat ini sering mengukur kekayaan dengan materi—uang, aset, popularitas, jabatan. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak bergantung pada apa yang kita miliki, melainkan kepada siapa kita bersandar. Hari ini kita merenungkan Mazmur 47 yang menunjukkan bahwa ketika kita hidup dalam pengakuan dan penyembahan kepada Allah, Sang Raja atas seluruh bumi, kita menjadi orang yang kaya dalam segala hal—rohani, sukacita, keamanan, dan pengharapan.

II. Latar Belakang Mazmur 47

Mazmur ini merupakan nyanyian pujian kepada Allah sebagai Raja atas seluruh bumi. Kemungkinan besar mazmur ini digunakan dalam perayaan liturgis umat Israel ketika mereka mengenang karya-karya agung Allah—terutama kemenangan atas musuh-musuh mereka. Ini adalah mazmur penuh sorak-sorai, penuh deklarasi bahwa Allah adalah Raja, bukan hanya atas Israel, tapi atas seluruh bangsa (ay. 3, 8-9).

III. Penjelasan Ayat demi Ayat dan Relevansinya

1. Ayat 1-2 – Sorak sorai bagi Allah

"Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!"

Mazmur ini bukan hanya undangan bagi Israel, tetapi bagi seluruh bangsa untuk bersorak bagi Allah. Mengapa? Karena Allah Mahatinggi dan dasyat (ay. 2), berdaulat atas seluruh dunia. Kekayaan kita dimulai dari penyembahan. Orang yang mengenal siapa Allah akan mengalami kekayaan sukacita dan kedamaian, yang tidak tergantung situasi.

2. Ayat 3-4 – Allah memberikan warisan

"Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita..."

Allah memberi warisan kepada umat-Nya. Dalam konteks Israel, itu berarti tanah perjanjian. Dalam konteks kita, warisan itu adalah hidup yang penuh kasih karunia, pengharapan, dan kepastian akan keselamatan. Kita kaya karena dalam Kristus kita mendapat warisan rohani (Efesus 1:11).

3. Ayat 5-7 – Allah naik dengan sorak sorai

"Allah telah naik dengan sorak-sorai..."

Ini bisa dipahami secara nubuat akan kenaikan Kristus—setelah kemenangan-Nya atas maut, Ia naik ke surga. Sebagai orang percaya, kita bersorak karena Raja kita hidup dan memerintah.
Kekayaan kita adalah karena Yesus yang hidup dan memerintah memberi kita pengharapan, kuasa atas dosa, dan arah dalam hidup.

4. Ayat 8-9 – Allah adalah Raja atas seluruh bumi

"Allah memerintah atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus."

Mazmur ini menegaskan bahwa Allah bukan Raja lokal, tapi universal. Semua pemimpin dunia tunduk kepada-Nya. Keamanan dan perlindungan kita adalah bagian dari kekayaan kita dalam Tuhan—karena kita tahu siapa yang memegang kendali.

IV. Aplikasi untuk Hidup Kita Saat Ini

·         Kaya dalam sukacita dan damai sejahtera.
Dunia bisa memberi hiburan, tapi hanya Allah yang memberi sukacita sejati. Ketika kita memuji dan percaya kepada-Nya, hati kita dipenuhi damai yang melampaui akal.

·         Kaya dalam warisan rohani.
Kita tidak hanya menerima berkat jasmani, tetapi yang lebih mulia: keselamatan, pengampunan, dan hidup yang kekal.

·         Kaya dalam pengharapan.
Dunia penuh ketidakpastian, tetapi Allah tetap memerintah. Ini membuat kita kaya karena memiliki arah dan masa depan yang pasti.

·         Kaya dalam penyertaan Allah.
Karena Allah bersemayam di takhta-Nya, kita tidak pernah sendiri. Kita berjalan bersama Sang Raja.

 

V. Penutup

Saudara-saudara,

Kekayaan sejati bukan diukur dari apa yang kita miliki, tetapi kepada siapa kita menyerahkan hidup. Di dalam Allah, kita memiliki segalanya. Karena Dialah Raja atas seluruh bumi, maka siapa yang percaya kepada-Nya tidak akan kekurangan sesuatu pun. Mari kita hidup dengan penuh pujian seperti Mazmur 47 ini. Karena dalam Dialah—dalam Kristus—kita benar-benar kaya dalam segala hal.

 

 


Post a Comment

silakan Komentar dengan baik
Total Pageviews
Times/ Waktu
Waktu di Kota Medan: