PASANGAP DEBATA DIBAGASAN HABADIAON

    

Evangelium : Psalmen 29:1-11

 

MULIAKAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN

(PASANGAP DEBATA DIBAGASAN HABADIAON)

 

Pendahuluan

            Buku Mazmur adalah merupakan buku nyanyian (bhs. Yunani : Psalmoi =  nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik) atau puji-pujian (bhs. Ibrani : tehillim = puji-pujian) dan buku doa. Buku Mazmur ini ditulis oleh berbagai pujangga seperti : raja Daud, raja Salomo, Bani Korah, Asaf, Lewi, dan lain-lain. Dan kitab Mamur ini selsesai ditulis pada tahun ± 1400-1300 SM.

            Nats Evangelium (Mazmur 29:1-11) kita pada saat ini merupakan tulisan raja Daud yang menceritakan tentang : “Nyanyian Penciptaan” (menurut Wycliffe, seorang tokoh teolog). Dan nyanyian penciptaan ini  adalah mazmur yang berisikan tentang kebesaran Allah didalam ciptaan-Nya baik itu di surga dan di bumi.   

 Keterangan Khotbah

            Mazmur 29:1-11 ini, Daud mengungkapkan perasaannya melalui tulisannya didalam kitab Mazmur bahwa hanya Allah saja yang patut dipuji, disembah dan dimuliakan oleh umat-Nya dan juga oleh seluruh mahluk ciptaan-Nya. Semuanya itu ada dasar teologisnya, dan bisa kita lihat didalam Mazmur 29 ini.

            Alasan dasar teologisnya adalah :

  1. Perlu kita ketahui adalah Daud sebagai orang Yahudi (orang Israel), ia memegang tradisi nenek moyang Israel (Abraham, Ishak dan Yakub) yaitu : menyembah Allah orang Israel. Dan orang Israel hanya menyembah satu Allah atau satu Tuhan (Monoteisme). Nama Allah yang dipakai dalam Mazmur 29 ini adalah “TUHAN” (bhs. Ibrani Yahweh = Tuhan).
  2. Raja Daud melukiskan beberapa sifat dan karakter Allah, yang tentu saja berbeda dengan karakter atau sifat manusia dan mahluk lainnya. Ada beberapa sifat Tuhan yang digambarkan dalam Mazmur 29 ini yaitu :

a.       Mulia dan kuat (ay. 1)

b.      Kudus (ay. 2).

c.       Penuh kasih dan baik kepada ciptaan-Nya (ay. 11).

 Daud melalui tulisannya didalam kitab Mazmur ini, ia ingin mengajak seluruh orang Israel untuk merenung, mengintropeksi diri, dan mau merubah diri dari sifat dan karakter orang Israel yang jahat menjadi umat pilihan Tuhan yang baik, hidup benar dan kudus dihadapan Tuhan, sebab Tuhan adalah kudus adanya (ay. 2). 

Kalau kita perhatikan dengan seksama dalam Mazmur 29 ini, sebenarnya Daud ingin memberikan nasehat dan juga ingin mengingatkan kepada umat Israel agar mau bertobat dari kelakuannya yang jahat, supaya Tuhan tidak murka dan marah kepada umat Israel. Karena dalam Mazmur 29 ini Daud memperlihatkan keperkasaan dan kekuatan Tuhan melalui ciptaan-Nya untuk menghukum umat Israel seperti :

1.      Soara ni Jahowa do di atas ni angka aek (ay.3) dohot marhabangsa do Jahowa mangkorhon aek na sumar (ay. 10). Disini Daud teringat akan kisah nabi Nuh, karena kejahatan orang pada masa sejamannya (lih. 1 Musa 6:13 “Jadi ninna Debata ma tu si Noak: Nunga ro ajal ni nasa na mardaging maradophon Ahu, ai nunga gok hajahaton tano on dibahen nasida. Onpe ripashononku ma nasida rap dohot tano on”).

2.      Soara ni Jahowa do umpunokkon angka hau ares jala dipunokkon Jahowa do angka hau ares ni Libanon (ay. 5). Kayu aras Libanon merupakan kayu yang terkenal di Israel dan kayu paling mahal dan berharga pada waktu itu. Dan Daud mengumpamakan umat Israel dengan pohon aras Libanon, yang mana umat Israel menjadi orang yang sombong, tinggi hati, dan suka menindas sesamanya (orang Israel) karena kehidupan orang Israel yang sejahtera dan kaya raya pada waktu pemerintahan raja Daud dan juga di jaman raja Salomo. Hidup sejahtera dan hidup dalam kemewahan (kaya) inilah orang Israel mulai melupakan kehadiran Tuhan didalam segala aspek kehidupan mereka.  

3.      Soara ni Jahowa do manggurasahon jilam ni api (ay.7). Hal ini mengingatkan akan sejarah masa lalu nenek moyang Israel yaitu di jaman Sodom dan Gomora (lih. 1 Musa 19:24 “Dung i diparo Jahowa ma udan barerang dohot api tu Sodom dohot tu Gomorra, sian Jahowa, sian banua ginjang”). Yang mana seluruh orang di Sodom dan Gomora berbuat jahat di mata Tuhan.

4.      Soara ni Jahowa do mambahen humuntal halongonan, dihuntal Jahowa do halongonan Kadesh (bahasa Ibrani: קָדֵשׁ = Kadesh atau Qadhesh, lih. ay. 8). Daud juga teringat akan sejarah masa lalu nenek moyang Israel di padang gurun Kadesh. Ada beberapa peristiwa masa lalu yang terjadi di padang gurun Kadesh yaitu :

a.       Peristiwa pengintaian tanah Kanaan yang dilakukan oleh Yosua dan kawan-kawannya (Bilangan 13:1-33)

b.      Pemberontakan umat Israel (Bilangan 14:1-38).

c.       Musa tidak patuh kepada Allah dan memukul batu untuk mengeluarkan air juga di padang durum Kadesh. (Bilangan 20:11).

  Aplikasi

           Epiphanias (bahasa Yunani Koine: ἐπιφάνεια, epiphaneia, "manifestasi", "penampakan jelas") adalah Hari Raya Penampakan Tuhan, yang merayakan wahyu Allah sebagai manusia yaitu Yesus Kristus atau pemunculan/manifestasi Yesus Kristus terhadap dunia dalam bentuk kelahiran-Nya. Berarti pada Minggu 1 Dung Epiphanias dengan tema Minggu “Muliakan Tuhan Dalam Kekudusan”, kita selaku orang Kristen mau diajak melalui Mazmur 29 ini untuk merenungkan, mengintropeksi diri, merefleksikan dan mau merubah/mereformasi diri kita yang jahat dan penuh dosa di tahun 2020 menjadi manusia yang baik, menjaga kekudusan hidup, dan selalu mau memuji dan memuliakan nama Tuhan didalam segala aspek kehidupan kita didalam menjalani tahun 2021 ini, tahun yang penuh dengan tantangan hidup, dan tidak pernah kita ketahui apa yang akan terjadi pada diri kita di tahun 2021 ini. Dan marilah kita tiru teladan yang baik dari Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah yang penuh kasih, Pengampun dan Pemurah seta Maha Esa, dan mau menanggalkan segala sifat (karakter) jahat kita dengan cara menjaga kekudusan hidup kita, serta tidak mau berkompromi terhadap dosa, supaya hidup kita menjadi berkat bagi orang disekitar kita dan diberkati oleh Tuhan, serta nama Tuhan Yesus Kristus lah yang dipermuliakan melalui perkataan dan perbuatan kita yang sudah dipenuhi dan diperbaharui oleh Roh Kudus. Amin. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Baca selengkapnya disini ya